Terjemahankata GIVE dari bahasa indonesia ke bahasa inggris dan contoh penggunaan "GIVE" dalam kalimat dengan terjemahannya: I will give up( Aku akan menyerah).

With Leeds United in a state of flux after relegation to the Championship and a takeover was agreed for 49ers Enterprises to buy out Andrea Radrizzani’s majority stake, how are you feeling about the club’s future?Can they compete for promotion straight away? Which areas of the team need addressing? Is the takeover good news?Answer our questions below and Phil Hay will analyse the results in an article next week.NOTE Readers who are using our app on an Android device may need to use two fingers to scroll through the survey. Still unable to get to the survey, though? Try this direct link.Photo Stu Forster/Getty Images Get all-access to exclusive to The Athletic for in-depth coverage of your favorite players, teams, leagues and clubs. Try a week on grew up near Edinburgh in Scotland and is a staff writer for The Athletic, covering Leeds United. He previously worked for the Yorkshire Evening Post as its chief football writer. Follow Phil on Twitter PhilHay_
Kelebihandan Kekurangan Model Pembelajaran Take and Give Kelebihan model pembelajaran take and give. Pemahaman materi oleh murid akan lebih cepat karena mendapatkan informasi materi dari pengajar dan juga siswa; Tidak kaku karena model ini bisa diubah oleh pengajar sesuai dengan kondisi dan situasi
Millions of homeowners refinanced mortgages during the pandemic, locking in superlow mortgage rates. That wave of refinancing is now gnarling the Federal Reserve’s inflation fight by squeezing inventory and propping up the prices of homes for sale. Mortgage rates have more than doubled since early 2022, when the Fed started raising interest rates to tackle inflation, and homeowners today don’t want to relinquish their 3% mortgages, or can’t afford to. That means they are staying put in current homes instead of considering...

Ismails announcement, made during the official opening of Phase 1 of the MRT Putrajaya Line today, means that commuters can ride for free on the MRT, LRT, Bus Rapid Transit (BRT), monorail or RapidKL bus services for a month. Describing it as a move to win votes ahead of the next general election (GE15), social media users also pointed out

Hasil Voting Capres & Cawapres Pilihan VIVAnians 1 Anies Baswedan - Agus Harimurti Yudhoyono 23994 Suara 2 Prabowo Subianto - Mahfud MD 19257 Suara 3 Ganjar Pranowo - Basuki Tjahaja Purnama 14210 Suara Terpopuler Selengkapnya  VIVA Networks PT Astra Honda Motor AHM baru saja meluncurkan Honda CT125 terbaru di Tanah Air. Ikon sepeda motor bebek trekking yang viral dipakai Ariel Noah ini dapat penyegaran. PT Astra Honda Motor AHM meluncurkan Honda XL750 Transalp di Indonesia. Motor baru Honda yang hadir di RI itu cocok buat orang kaya yang suka petualangan, karena dicipa Selengkapnya  Isu Terkini
PERNAHKAHkamu mendengar istilah take and give? Istilah ini semacam konsep dalam menjalin hubungan yang seimbang. Apabila seseorang memberi, maka ia harus menerima imbalannya. Mungkin take and give akan terdengar lebih halus dibandingkan ungkapan 'tak ada yang gratis di dunia ini, semuanya harus di bayar!' Begitulah kira-kira. Take and give atau memberi dan menerima adalah bagian penting di dalam sebuah hubungan, baik pertemanan, persahabatan, percintaan atau persaudaraan. Keseimbangan dalam take and give menunjukkan bahwa hubungan yang sehat telah terbentuk. Sebaliknya, tanpa take and give, hubungan yang Anda miliki tidak sehat dan dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan emosional Anda. Apa itu take and give? Berdasarkan kamus Cambridge, take and give artinya adalah kesediaan untuk menerima saran dari orang lain dengan mengorbankan sebagian pendapat Anda. Take and give di dalam hubungan artinya adalah kesediaan untuk menerima atau merelakan pendapat, materi, perhatian, ataupun kasih sayang, yang merupakan dinamika penting di dalam membangun suatu hubungan yang sehat. Baik dalam pertemanan maupun hubungan romantis, take and give adalah sesuatu yang akan menjaga hubungan tetap baik. Tentunya take and give dengan teman atau pasangan, tidak harus selalu berarti dalam kadar takaran yang sama sebanyak 50-50, karena seseorang mungkin lebih cenderung sebagai pemberi di dalam hubungan dan yang lainnya sebagai penerima. Hal yang paling penting dalam take and give adalah adanya timbal balik yang dapat diterima satu sama lain, agar hubungan kedua belah pihak menjadi lebih harmonis. Bagaimana jika tidak ada take and give dalam hubungan? Hubungan yang sehat dirancang untuk take and give, dimana kedua pasangan bekerja sama untuk saling memberikan dukungan, dorongan, dan kasih sayang selama menghadapi berbagai tantangan. Kedua pasangan secara alami akan berganti peran menjadi ā€œpendukungā€ atau ā€œyang didukungā€ saat bersama-sama menghadapi masalah besar dan kecil di dalam kehidupan. Tetapi, jika tidak ada take and give, artinya di dalam hubungan tersebut salah satu pihak terus-menerus berperan menjadi pemberi dan yang lainnya hanya sebagai penerima. Ini menyebabkan hubungan tidak lagi seimbang dan sehat secara mental atau emosional. Ketidakseimbangan take and give akan menyebabkan Penerima taker mungkin merasa tertekan jika pasangan terus-menerus melakukan kebaikan kepada mereka. Taker mungkin merasa tidak nyaman karena seseorang selalu berkorban untuknya. Di sisi lain, cepat atau lambat pemberi giver mungkin akan mulai merasa semua yang telah dilakukannya tidak dihargai atau diakui. Ini adalah fenomena yang dikenal sebagai ā€œirrecoverable costā€ atau ā€œbiaya yang tidak dapat dipulihkanā€. Giver merasa bahwa segala sesuatu yang telah Ia investasikan bagi pasangannya baik waktu, kasih sayang, dan energi tidak ada hasilnya. Akhirnya, giver akan merasa semua yang dilakukannya sia-sia dan harga diri mereka akan turun. Dalam kondisi yang lebih parah, hubungan tidak seimbang antara taker dan giver kadang-kadang juga dikenal sebagai hubungan terjerat enmeshed relationship. Orang yang berada dalam hubungan ini mungkin seorang pecandu atau memiliki gangguan narsistik. Kata terjerat didefinisikan sebagai terlibat dalam situasi bermasalah yang sulit dilepaskan. Dalam hubungan ini, salah satu individu dapat menyerahkan identitas dirinya dan bahkan kebahagiaan mereka untuk mencoba memuaskan pasangan yang penuh tuntutan. Seorang individu yang berada di dalam hubungan terjerat, seringkali bahkan tidak menyadari bahwa hubungan yang dijalaninya tersebut sebenarnya disfungsional atau rentan terhadap konflik. Baca Juga Tips Agar Hubungan Tetap Langgeng dan Romantis Dampak take and give yang tidak seimbang dalam hubungan Jika Anda terlibat dalam hubungan terjerat tanpa take and give yang seimbang, mungkin Anda akan memiliki pengalaman berikut ini 1. Menyembunyikan perasaan Anda Anda mungkin belajar menyembunyikan emosi dan perasaan yang sebenarnya agar pasangan tidak menunjukkan emosi negatif seperti sedih, marah, atau kecewa. Anda mungkin akan lebih memilih untuk berpura-pura semuanya baik-baik saja daripada harus mengungkapkan perasaan Anda, walaupun sebenarnya Anda merasa terluka secara emosional. 2. Mengambil tanggung jawab penuh Saat Anda terlibat dalam hubungan terjerat tanpa take and give yang seimbang, Anda hanya berperan sebagai pemberi dengan mengambil tanggung jawab penuh untuk menjaga pasangan dan membuat hidup mereka lebih mudah bahkan jika harus dengan usaha Anda sendiri. Anda juga merasa bertanggung jawab untuk menjaga perasaannya agar pasangan tidak marah atau meledak. Sementara pasangan mungkin tidak menyadari kebutuhan Anda dan hanya terus meminta dan menuntut lebih banyak waktu dan perhatian Anda. 3. Ketergantungan pada pasangan Hubungan terjerat juga dapat membuat Anda merasa terisolasi dan ketergantungan pada pasangan untuk sekadar melakukan interaksi dasar manusia. Anda mungkin mulai melepaskan hubungan dengan teman atau keluarga dan hanya menjadikan pasangan sebagai pusat dunia Anda. 4. Berusaha keras menjadi sempurna Hubungan dengan take and give yang tidak seimbang juga dapat membuat Anda ingin melakukan segalanya dengan sempurna agar tidak mengecewakan pasangan. Seringkali hal ini mengarah pada kebutuhan obsesif untuk mengendalikan semua aspek situasi untuk mencapai kesempurnaan yang ideal. Baca JugaMengenal Jenis-Jenis Konflik Interpersonal dan Cara Menyelesaikannya8 Ide Bahan Pembicaraan yang Netral dan Tidak Bikin TersinggungSuka Menyalahkan Orang Lain, Kenali Apa itu Proyeksi Psikologi Cara menjaga hubungan sehat dengan take and give Untuk mengembangkan hubungan yang melibatkan take and give secara sehat, harus ada timbal balik yang ditandai dengan terkadang Anda menjadi pemberi dukungan dan di lain waktu, menjadi penerima dukungan. Berikut ini cara menjaga hubungan sehat dengan take and give 1. Bersikap baik dengan siapa pun Anda berhubungan Tunjukkan sikap berterima kasih, berikan dukungan yang diperlukan dan sampaikan kritik yang membangun serta hindari bersikap negatif seperti meremehkan atau tak acuh. 2. Jadilah pendengar yang baik Berikan perhatian tulus dengan bertanya apa saja yang terjadi di kehidupan mereka, tunjukkan bahasa tubuh penuh perhatian melalui kontak mata dan komentar yang berkaitan. Bersikaplah empati dan jangan memberikan nasihat kecuali diminta. 3. Bersikap terbuka Membuka diri dengan mengungkapkan pengalaman dan kekhawatiran pribadi dapat membangun keintiman dengan teman-teman dan pasangan. Ini menunjukkan bahwa mereka memiliki tempat khusus dalam hidup Anda, dan itu dapat memperdalam hubungan. 4. Bisa dipercaya Bersikap bertanggung jawab serta dapat diandalkan adalah kunci untuk membentuk hubungan yang kuat. Penuhi komitmen yang telah Anda buat dan jaga rahasia yang telah dipercayakan kepada Anda. 5. Meluangkan waktu Agar hubungan dapat terjalin dengan baik, berusahalah meluangkan waktu untuk menghubungi atau bertemu secara teratur. Menginvestasikan waktu untuk menjalin hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekeliling Anda akan memperkuat hubungan dan membangun rasa nyaman. Jika Anda sering membayangkan situasi sosial terburuk yang membuat Anda enggan berhubungan dengan orang lain, maka latihan mindfulness mungkin dapat membantu. Yoga dan praktik relaksasi pikiran-tubuh lainnya juga dapat mengurangi kecemasan dan membantu dalam menghadapi situasi yang membuat Anda merasa gugup, termasuk saat take and give tidak berlangsung seimbang. Take and give artinya Anda tidak harus selalu menjadi pihak yang berkorban ataupun selalu menjadi pihak yang tidak pernah mau berusaha atau berinvestasi di dalam hubungan. Apabila Anda seringkali merasakan kesulitan atau gagal membangun hubungan yang sehat dengan teman atau pasangan, mungkin berkonsultasi dengan profesional seperti psikolog atau psikiater dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Agann Aganwati tercintah ^_^ lebih enak mana denger kata Take and Give atau Give and enak Take and Give Kita sebagai entrepreneur, mulai harus bisa menghilangkan kata Take and Give..kita harus lebih banyak GIVE daripada TAKE.kenapa? Give: 1. Sarana kita anjangsana dengan calon pembeli Anggaplah teman dekat kita ada 10 orang. Belum lama ini, ada seorang teman curhat. Dia mengeluh tentang pekerjaannya di kantor. Dia bilang bosan, capek dan rasanya ingin berhenti saja dari pekerjaannya yang sekarang. Saya tanya kenapa bisa begitu? ā€œAndaikan saja gajiku tidak segini, dan naik dua kali lipat, aku pasti akan semangat untuk bekerja, dan aku pasti akan memberikan yang terbaik untuk perusahaan. Lha… sekarang, ngapain capek-capek kerja keras, tidak sepadan dengan gajiku yang cuma sedikit.ā€ Saya cuma diam mendengar jawabannya. Ya, aku tahu orang kerja itu pasti capek, dan terkadang juga timbul rasa bosan, apalagi bila kita merasa apa yang didapatkan kurang ā€œmemadaiā€ dibanding kerja keras kita. Tapi, apakah benar, bahwa kita harus dibayar dua kali lipat dulu, baru kita semangat dan akan memberikan yang terbaik dalam pekerjaan kita? Dari obrolan itu, aku mendapat inspirasi untuk membuat tulisan ini. Karena menurutku ada yang ā€œsalahā€ dengan prinsip yang diajukan oleh temanku tadi. Kepada teman baikku yang aku maksud, mohon maafkan, bukan aku menyalahkan, aku hanya sekadar bertukar pikiran dan pendapat, seperti yang biasa kita lakukan, setuju kan? Memang dalam kehidupan sehari-hari, cukup banyak kita menemukan orang-orang yang berprinsip seperti teman saya tadi. Bahkan saya juga terkadang suka berpikir seperti itu. Yaitu, bahwa kita baru akan memberikan sesuatu yang ā€œbaikā€, jika kita telah menerima ā€œbayarannyaā€. Prinsip seperti ini, kita bisa temukan hampir di setiap bidang. Baik di perusahaan, birokrasi, organisasi-organisasi, sampai kepada hubungan antar sesama. Bahkan, aku sering mendengar, seorang laki-laki berkata tentang kekasihnya ā€œAku akan setia kepadanya, kalau dia juga setia sama akuā€. Semua terdengar senada; bahwa kita harus menerima lebih dulu, baru kita akan memberi! Seorang karyawan baru akan bekerja dengan baik, jika gaji dan tunjangannya naik. Seorang pemimpin baru akan memperhatikan bawahannya jika bawahannya ā€œmemberiā€ sesuatu terlebih dulu. Seorang suami akan memperhatikan kebutuhan istrinya, jika telah mendapatkan ā€œpengabdian tulusā€ dari istrinya. Semua anggota sebuah organisasi ngotot mendapatkan ā€œjatahā€ terlebih dahulu, baru kemudian bersedia memberi kontribusi yang berarti untuk organisasi itu. Apa jadinya kehidupan ini jika kita semua berpikir seperti itu? Saya yakin jika terjadi demikian, tidak akan ada kemajuan yang tercipta, tidak akan ada inovasi dan kreatifitas yang muncul, tidak ada inisiatif demi sebuah perbaikan. Kita memang sudah terlanjur terbiasa dengan prinsip demikian, sampai-sampai ada sebuah istilah yang sangat populer dalam hal hubungan antar sesama ā€œTAKE AND GIVE!ā€ Take dulu, baru Give. Menerima dulu, baru memberi. Sayangnya, hukum alam tidaklah demikian! Jika kita ingin menerima, kita harus memberi lebih dulu. Jika kita ingin dihormati, kita harus lebih dulu menghormati orang lain. Jika kita ingin dibayar lebih mahal, kita harus bekerja dulu lebih baik. Jika kita mau mendapatkan pengabdian sang istri, kita harus lebih dulu menyayangi dan memperhatikan kebutuhannya dengan baik. Dan seterusnya. Tidak bisa, sampai kapanpun, hukum ini tidak bisa dibalik. Bukankah, kita selalu dianjurkan untuk menjadi ā€œtangan yang diatasā€? Bukankah itu berarti kita harus memberi terlebih dahulu, kemudian baru kita menerima? Untuk itu, mari kita, sejak sekarang belajar untuk selalu berusaha memberi yang terbaik, lalu kita meyakini bahwa pasti kita akan menerima hasil yang terbaik kemudian. Kita rubah ā€œtake and giveā€, menjadi ā€œgive and takeā€. Hanya dengan cara ini, kita akan mendapatkan kebahagiaan yang sempurna, kesuksesan yang sesungguhnya, dan keberkahan dalam hidup yang tiada tara. Jadi bagaimana saudaraku? Pilih ā€œtake and giveā€ atau ā€œgive and takeā€? Salam. JIKABUKAN APLIKASI "GIVE AWAY" Oke Mungkin ada yang sudah tidak sabar untuk Download Ashampoo Photo Converter 1.0.1 Seharga $9.99 Secara Gratis ! " Semoga Bermanfaat :) JIKA GIVE AWAY Oke Mungkin ada yang sudah tidak sabar untuk Download Ashampoo Photo Converter 1.0.1 Seharga $9.99 Secara Gratis ! ( Sampai Tanggal 11-5-2014 sebelum jam

Orang-orang juga menerjemahkan Salah satu dari sekian banyak pelajaran adalah the power of take and of the greatest lessons we have learned is the importance of give and hubungan yang sehat adalah hubungan yangA healthy relationship is about give and give,Pendekatan politik dalam ini tidak selalu terkait dengan negosiasi yang bersifat take and and give antar Negara tentang manajemen pada saat ini sedang and give between States concerning the management is currently access doesn'tDemikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi danAnd so on until each participant can give each other andNamun, pihaknya juga menjelaskan mereka tidak akan mengupayakan solusi terhadap gesekan perdagangan dengan membuat konsensi tidak masuk akal,dan kesepakatan apapun harus melibatkan timbal balik take and give dari kedua belah pihak, it has also made it clear that it will not seek a solution to the trade frictions by making unreasonable concessions,and any agreement has to involve give and take from both sides,ā€ it said.

c Giving suggestion. d. Condition sentence. 13. The expressions below are for accepting suggestion, except. . a. I'd better not. Supaya ilmunya tetap berkah, tetap kunjungi dan dukung blog-blog dengan konten original bukan blog pencuri konten. Ibarat berbelanja, belilah barang halal di toko atau penjual amanah, bukan dari para
Kalian sering mendengar tentang konsep ā€œtake and giveā€ kan? Beberapa waktu lalu saya juga terlibat perbincangan mengenai ini dengan sahabat saya. Menurutnya hubungan haruslah ā€œtake and giveā€ agar seimbang, katanya. Saya yakin banyak juga yang mengiyakan apa pendapatnya. Saya pun dulu mengira demikian. Take and give menjadi wajar dalam suatu hubungan. Hubungan apa saja, entah dengan pasangan, orang tua, sahabat, dalam pekerjaan ataupun yang lainnya. Namun seiring waktu, saya belajar..nampaknya ā€œtake and giveā€ menjadi semakin terlalu memberatkan. Kemudian saya belajar untuk bergeser ke dalam konsep ā€œGive and Giveā€ ā€œOh iya iya..kamu kan udah nggak butuh ā€œtakeā€ lagi ya? ā€œ kilah sahabat saya. Nggak begitu juga sih, hanya saja..memberi dengan rumusan memberi dan harus menerima nampaknya menjadi semakin berat. Bukahlah lebih ringan bila bergeser menjadi memberi dan memberi, tak perlu tanpa banyak memikirkan tentang harus menerima. Menurut saya, ada perbedaan fundamental di antara keduanya. Mungkin perbedaan itu terletak pada niat. Niat dalam hati, jarang sekali kita meneliti niat-niat dalam hati kita pada apa yang kita kerjakan, apa yang kita berikan. Padahal niat, yang tersembunyi itu, seringkali menjadi landasan mengapa kita berbuat sesuatu. Memberi dengan berharap menerima, bukankah menjadi begitu memberatkan? ā€œIf all your ā€œgivingā€ is about ā€œgettingā€ think how fearful you will become?ā€ Susan Jeffers Jika kita memberikan sesuatu, dengan harapan dapat menerima..bayangkan betapa diri menjadi dihinggapi banyak kecemasan, banyak pengharapan, dan banyak kekecewaan ketika yang terjadi tidak sesuai dengan harapmu. Sedangkan memberi dengan sekedar memberi karena kasih, bukankah terasa makin meringankan? Ini bukan bahasan tentang sok mulia atau sebagainya. Ini soal ketentraman jiwa. Bukankah dengan memberi saja tanpa harap menerima membuat perasaan kita menjadi semakin baik dan semakin bahagia? Sesederhana itu sebenarnya. Saya jadi ingat saat mendengarkan sebuah ceramah tahun lalu tentang zakat, tentang memberikan sebagian rizki kita. Baru kala itu saya mendengar sebuah pernyataan yang tak biasa saya dengarkan mengenai ceramah-ceramah zakat. Dulu sering kali saya mendengar ceramah seperti misalnya Zakat itu bisa melancarkan rejeki, mana ada kau lihat orang zakat atau memberi lalu jadi bangkrut? Atau kalau sedekah sekian bisa lekas kaya, bisa cepat dapat jodoh..bla bla..bla.. Lalu kita memberi ataupun berbuat baik karena ada iming iming belaka? Ah, bukankah sering kalian mendengar kalimat-kalimat seperti di atas itu? ā€œManfaat zakat yang utama itu menentramkan hati,ā€ saya masih ingat kalimat itu diucapkan saat ceramah. Nyes rasanya, kenapa jarang sekali yang menyentuh sisi ini? Memberikan sesuatu ternyata pada dasarnya membuat diri menjadi semakin bahagia. Semakin ringan, dan semakin tentram. Memberi dalam hal ini bukan hanya memberikan barang, uang atau materi, tapi juga memberikan waktu, informasi, perhatian, kasih sayang. When you give from a place of love, rather than from a place of expectation. More usually comes back to us than we could ever have imagined Susan Jeffers Yah, walaupun seringkali dengan memberi kita menerima jauh..jauh lebih banyak daripada apa yang kita berikan, namun rasanya akan lebih meringankan dan menentramkan bila memberi tanpa pengharapan. ā€œNggak fair dong, misal dalam hubungan..rasanya kita tuh kasih..kasih terus. Memberikan banyak kompromi, kasih perhatian..kasih hadiah bla..bla..tapi dianya kayak nggak tau terimakasih. Dianya nggak berubah juga.ā€ Mungkin ada ya yang selintasan berpikir demikian. Atau mengalami hal yang demikian. Menurut saya sih, memberi itu satu hal..kemudian bagaimana engkau memutuskan perlakuan ataupun keputusan pada orang lain itu sepenuhnya adalah hal yang lain lagi. Ada pertimbangan, ada logika, ada nurani. Dan itu terserah bagaimana pilihan pilihan yang kamu ambil. Hubungan bukan bisnis sih, kalau menurut saya. Well, kadang mungkin konsep ini terlihat sok baik dan sok polos..padahal sih intinya cuma ingin membuat diri lebih ringan dan lebih tentram. Saya pun masih belajar, kadang konsep masih hanya dalam tataran konsep, sedangkan praktiknya masih tersuruk suruk. Namun bukankah yang terpenting kita belajar dan terus berjalan? Mari. Glasgow menjelang maghrib di musim gugur. Dengan kadar rindu yang agak terlalu. 3 Okt 2015.
TY7OC.
  • gw5j9fzp02.pages.dev/326
  • gw5j9fzp02.pages.dev/339
  • gw5j9fzp02.pages.dev/197
  • gw5j9fzp02.pages.dev/348
  • gw5j9fzp02.pages.dev/138
  • gw5j9fzp02.pages.dev/50
  • gw5j9fzp02.pages.dev/119
  • gw5j9fzp02.pages.dev/148
  • gw5j9fzp02.pages.dev/329
  • give and give bukan take and give